Pendekatan Behavioral dan Kognitif Sosial
Apa yang Disebut Belajar dan yang Bukan
Pembelajaran
(learning) diartikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, keterampilan
berpikir yang diperoleh melalui pengalaman. Tidak semua yang kita tahu itu
diperoleh dari belajar. Misalnya saat kita berkedip ketika kita melihat cahaya
yang teerlalu silau, kemampuan berkedip ini kita peroleh tanpa harus belajar. Berbeda
halnya kita ingin tahu bagaimana cara mengoperasikan komputer. Kita harus belajar
terlebih dahulu untuk bisa mahir menggunakan komputer. Cakupan belajar itu
luas. Pembelajaran melibatkan perilaku akademik dan non akademik.
Pendekatan untuk Pembelajaran
1.
Behavioral
Behaviorisme
merupakanpandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melaluui pengalaman
yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Menurut kaum behavioris,
perilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan dan bisa dilihat secara
langsung. Proses mental didefinisikan oleh psikolog sebagai pikiran, perasaan,
dan motif yang kita alami namun tidak bisa dilihat oleh orang lain. Menurut
behavioris, pemikiran, perasaan, dan motif ini bukan subyek yang tepat untuk
ilmu perilaku sebab semuanya itu tidak bisa diobservasi secara langsung.
Pembelajaran asosiatif (associative learning), yang terdiri dari pembelajran
bahwa dua kejadian saling terkait.
2.
Kognitif
Ada empat
pendekatan kognitif utama untuk pembelajaran, antara lain :
-
Pendekatan
kognitif sosial, menekankan bagaimana faktor perilaku, lingkungan, dan orang (kognitif) saling
berinetraksi memengaruhi proses pembelajaran.
-
Pemrosesan
informasi, menitikberatkan pada anak bagaimana memproses informasi melalui
perhatian, ingatan, pemikiran, dan proses kognitif lainnya.
-
Konstruktivis
kognitif, menekankan kontruksi kognitif terhadap pengetahuan dan pemahaman.
-
Kontruktivis
sosial, fokus pada kolaborasi dengan orang lain untuk mengahasilkan
pengetahuan dan pemahaman.
Pendekatan Behavioral Untuk Pembelajaran
1.
Pengkondisian
Klasik
Pengkondisian
klasik merupakan tipe pembelajaran dimana suatu organisme belajar untuk
mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli.
Ada dua tipe stimuli dan dua tipe respons menurut Ivan Pavlov, yaitu :
ü Unconditioned
stimulus (US) merupakan sebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respons
tanpa ada pembelajran terlebih dahulu.
ü Unconditioned
respons (UR) merupakan respons yang tidak dipelajari yang secara otomatis
dihasilkan oleh US.
ü Conditioned
stimulus (CS) merupakan stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya
menghasilkan conditioned response setelah
disosiasikan dengan US.
ü Conditioned
response (CR) merupakan respon yang dipelajari, yaitu respons stimulus yang
teerkondisikan yang muncul setelah terjadi pasangan US-CS.
2.
Generalisasi,
Diskriminasi, dan Pelenyapan
Generalisasi
dalam pengkondisian klasik merupakan tendensi dari stimulus baru yang sama
dengan conditioned stimulus yang asli untuk menghasilkan respons yang sama.
Diskriminasi
dalam pengkondisian klasik terjadi ketika organisme merespons stimuli tertentu
tetapi tidak merespons stimuli lainnya.
Pelenyapan
(extinction) dalam pengkondisian klasik merupakan pelemahan conditioned response
(CR) karena tidak adanya unconditioned stimulus (US).
3.
Desensitisasi
Sistematis (systematic desensitization) merupakan sebuah metode yang
didasarkan pada pengkondisian klasik yang dimaksudkan untuk mengurangi
kecemasan dengan cara membuat individu mengasosiasikan relasksasi dengan
visualisai yang menimbulkan kecemasan. Bayangkan ada murid di kelas yang sangat
gugup ketika diminta untuk berbicara di depan kelas. Tujuan dari desensitisasi sistematis
adalah membuat murid itu mengasosiasikan bicara di depan publik dengan relaksasi,
bukan kecemasan.
Pengkondisian Operan
Pengkondisian operan (disebut juga
sebagai pengkondisian instrumental) merupakan bentuk pembelajran dimana
konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas
perilaku itu akan diulangi.
Hukum Efek (law effect) Thorndike
menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan
bahwa perilaku yang diikuti hasil negatif akan diperlemah.
Pengkondisian Operan Skinner
Pengkondisian operan, dimana
konsekuensi perilaku akan menyebabkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu
akan terjadi, merupakan inti dari behaviorisme Skinner.
Penguatan dan hukuman. Penguatan (imbalan)
(reinforcement) merupakan konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa
suatu perilaku akan teerjadi. Penguatan positif, frekuensi respons meningkat
karena diikuti dengan stimulus yang mendukun (rewarding). Penguatan negatif,
frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang
merugikan (tidak menyenangkan). Sebaliknya, hukuman (punishment) merupakan
kensekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Generalisasi, diskriminasi, dan pelenyapan.
Generalisasi merupakan tendensi dari suatu stimulus yang sama dengan
conditioned stimulus untuk menhasilkan responsyang sama terhadap conditioned
response. Generalisasi dalam pengkondisian operan berarti memberikan respons
yang sama terhadap stimuli yang sama.Diskriminasi dalam pengkondisian operan
berarti pembedaan di anatra stimuli dan kejadian lingkungan. Pelenyapan
(extinction) terjadi ketika respons penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan
responsnya menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar